1. Sejarah Singkat Candi Borobudur

Menurut catatan sejarah awal dibangunnya Candi Borobudur terjadi pada abad ke-8 dan 9 sekitar tahun 800 masehi pada masa pemerintahan dinasti Syailendra. Pembangunan Borobudur diprediksi membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun sampai benar-benar rampung pada masa pemerintahan raja Samaratungga tahun 825. Meski selesai dibangun, tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan siapa sosok yang membangun candi Borobudur. Pasalnya, pada masa itu agama Hindu dan Buddha berkembang bersamaan di pulau Jawa. Dinasti Syailendra tercatat sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana sementara di sekitar Borobudur juga terdapat penganut Hindu aliran Siwa.

Struktur tersebut kemudian berubah lantaran ditambahnya luas undakan persegi dan melingkar. Kemudian, Borobudur mengalami perubahan terakhir pada undakan melingkar dan dilakukan pelebaran ukuran pondasi. Kemegahan Borobudur sempat sirna selama berabad-abad karena terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar hingga menyerupai bukit. Tidak diketahui alasan pasti Borobudur ditinggalkan penduduknya saat itu. Teori sejarah mengarah pada erupsi Gunung Merapi dan beralihnya keyakinan penduduk dari Budha ke Islam. Kembalinya kemasyhuran Candi Borobudur terjadi pada masa Thomas Stamford Raffles saat menjabat sebagai Gubernur Jenderal di pulau Jawa pada 1811. Penemuan kembali terjadi saat Raffles mendengar terdapat sebuah bangunan besar tersembunyi jauh di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Raffles kemudian mengutus seorang Insinyur Belanda bernama Christian Cornelius untuk memeriksanya. Tersiarnya kabar penemuan kembali Borobudur juga menjadi malapetaka terjadinya kerusakan di banyak tempat. Sampai pada akhir 1960-an pemerintah Indonesia meminta bantuan kepada UNESCO untuk mengatasi permasalahan di Candi Borobudur. Dalam sejarah Candi Borobudur, renovasinya menghabiskan waktu yang lama dan biaya yang besar sampai penetapan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.

2. Bentuk Candi Borobudur

Sebagai Candi Buddha terbesar di dunia sekaligus monumen Buddha terbesar di dunia melansir laman Kemdikbud, Candi Borobudur memiliki bentuk struktur seperti punden berundak yang semakin ke atas semakin mengecil dengan empat buah tangga yang terdapat pada setiap arah mata angin.
Candi Borobudur memiliki panjang 121,66 meter dengan lebar 121,38 meter dan tinggi 35,40 meter. Menurut filsafat Buddha, struktur tingkatan Candi Borobudur merupakan tiruan alam semesta akan roda kehidupan. Terdapat tiga tingkatan pada struktur Candi Borobudur Yakini:

  • Kamadhatu : Bagian terbawah candi yang melambangkan alam bawah, menggambarkan perilaku manusia yang masih terikat oleh nafsu duniawi.
  • Rupadhatu : Bagian tengah candi yang melambangkan alam antara, menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih terikat oleh dunia nyata.
  • Arupadhatu : Bagian atas candi yang melambangkan alam atas, menggambarkan unsur tak berwujud dan sebagai tanda tingkatan yang telah meninggalkan nafsu duniawi.

Batu-batu pada Candi Borobudur diprediksi berasal dari sungai-sungai di sekitar Borobudur dengan volume keseluruhan sekitar 55.000 meter kubiksetara dengan 2 juta potong batu.
 

 

1. Fungsi Candi Borobudur

Selain sebagai tempat wisata, Candi Borobudur kini berfungsi sebagai tempat ziarah umat Buddha sedunia untuk menuntun umat manusia meninggalkan nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.

Dalam perjalanannya peziarah berjalan melalui serangkaian Lorong dan tangga dengan menyaksikan 1.460 relief yang terukir pada dinding batu candi.

2. Fakta Unik Candi Borobudur

Selain sejarah dan momen hari raya waisak yang menarik perhatian mancanegara, Candi Borobudur menyimpan sejumlah fakta unik diantaranya adalah:

  1. Terdapat 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha, menjadikan Borobudur sebagai pemilik relief Buddha terlengkan dan terbanyak di dunia.
  2. Pencurian arca marak terjadi. Arca kepala Budha asli marak dicuri untuk kemudian dijual di pasar barang antik, kolektor, dan pasar ilegal. Dari 504 arca buddha, banyak archa ditemukan dalam kondisi tanpa kepala.
  3. Candi Borobudur pernah di bom. Dua tahun setelah pemugaran ke-2, 21 Januari 1985 sebanyak 13 bom diletakkan pelaku di sejumlah stupa kecil. 9 dari 13 bom tersebut meledak dan menghancurkan ratusan balok batu stupa. Aksi pemboman berkaitan dengan pemahaman radikal.
  4. Pemerintah Hindia Belanda serahkan arca berharga ke Thailand dan Inggris. Pemerintah Hindia Belanda kala itu memberikan Cuma-Cuma artefak candi dalam jumlah banyak sebagai buah tangan kedatangan Raja Thailand Chulalongkorn II.
  • Pemerintah Hindia Belanda sempat mendirikan warung kopi di puncak stupa saat pertama kali ditemukan.

 

 

5 Mitos dan Misteri Candi Borobudur, Termasuk soal Menyentuh Isi Stupa

Candi ini dibangun pada masa pemerintahan wangsa Syailendra sekitar tahun 800-an Masehi. Candi ini menjadi salah satu kuil Buddha terbesar di dunia.
Selayaknya bangunan kuno lainnya, Candi Borobudur juga menyimpan sejumlah mitos dan misteri yang dipercaya masyarakat. Berikut di antaranya, merangkum berbagai sumber.
 

1. Kunto Bimo
Sebuah arca Buddha di area Candi Borobudur disebut Kunto Bimo. Mitos menyebutkan, siapa pun yang bisa menyentuh arca di dalam stupa berongga ini akan memperoleh keberuntungan.
Kunto Bimo sendiri berasal dari kata 'kunto' yang dalam bahasa Jawa berarti 'ngento-ento' atau permintaan. Sementara 'Bimo' adalah Bima yakni salah satu tokoh Pandawa yang memiliki sifat pantang menyerah.
Jika digabungkan, Kunto Bimo mengandung arti permintaan dengan pantang menyerah dan berharap mendapat hasil.
Hanya saja, mitos ini muncul diduga berkat akal-akalan oknum petugas candi pada 1950-an. Arkeolog mendiang R. Soekmono yang sempat memimpin proyek pemugaran candi pada 1971-1983 menyebut mitos tidak berkaitan dan tidak diajarkan dalam agama Buddha.
Pun kegiatan menyentuh bagian dalam stupa bisa membawa dampak buruk terhadap kelestarian bangunan candi.

2. Singa Urung
Saat Anda akan memasuki kompleks candi, Anda akan menemukan dua arca berbentuk singa di kanan dan kiri tangga candi. Dua arca singa ini disebut Singa Urung.
Terdapat mitos bahwa apabila sepasang kekasih melewati antara dua arca tersebut, hubungan mereka akan kandas, gagal atau 'urung' dalam bahasa Jawa.

3. Relief tersembunyi
Berkunjung ke Candi Borobudur berarti mengunjungi situs bersejarah dengan hamparan relief di sepanjang dinding candi.
Menghimpun informasi dari berbagai sumber, ada dua relief tersembunyi dan jarang diketahui orang. Relief berada di bagian bawah dan di pondasi yang tersembunyi.
Relief disebut Kamadhatu yang terdiri dari 160 relief dari Sutra Karmawibhangga atau hukum sebab akibat.

4. Arsitek misterius
Keberadaan Borobudur sendiri dianggap sebagai sebuah keajaiban. Pasalnya, di zaman itu belum ada teknologi mutakhir untuk melahirkan sebuah bangunan megah seperti ini. Batu-batu didesain sedemikian rupa sehingga tetap tegap berdiri meski tanpa pelekat seperti semen atau tulangan besi.Siapa arsitek atau kontraktor di balik bangunan ini? Rupanya ini masih jadi misteri. Namun, masyarakat percaya bahwa Gunadarma adalah sosok jenius dibalik kemegahan Borobudur.
Masyarakat juga meyakini Gunadarma telah menjelma sebagai pegunungan Menoreh yang berada tak jauh dari candi.

5. Jam raksasa
Bangunan candi juga diyakini sebagai sebuah jam raksasa yang mengandalkan cahaya matahari. Stupa puncak atau stupa terbesar digunakan sebagai titik penanda jam.
Saat terkena sinar matahari, puncak stupa akan menimbulkan bayangan dan jatuh di salah satu stupa di tingkat bawahnya.
Tak hanya itu, ternyata sang arsitek mampu memperhitungkan arah mata angin dengan tepat dan diaplikasikan pada pembangunan candi. Candi Borobudur pun jadi penunjuk arah yang sangat tepat.