Sunan Pojok mempunyai tiga orang putra, yaitu 1) Pangeran Kleco, yang dimakamkan di kompleks makam Sunan Kudus; 2) Pangeran Joyo Dipo yang menjadi Adipati pertama Kadipaten Blora dan dimakamkan di Kompleks makam Sunan Pojok Blora, tepatnya di sebelah timurnya makam Sunan Pojok; dan 3) Pangeran Dipoyuda, yang dimakamkan di Desa Tambaksari, Blora. Selama hidupnya, Sunan Pojok dipenuhi pengabdian kepada pemerintah Kerajaan Mataram. Begitu juga kepada rakyat. Kerusuhan di daerah pesisir utara atau tepatnya di daerah Tuban dapat dipadamkan di bawah kepemimpinan Syaikh Abdurrohim. Saat hendak kembali dari Tuban, dalam perjalanan, ia jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa Pojok, Karangnangka, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Kemudian, makamnya dipindahkan oleh salah seorang anaknya, R.M. Somadito (Pangeran Joyo Dipo) yang diangkat menjadi Bupati Blora pertama kali oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, ke makam Gedhong Blora, sebelah selatan alun-alun Blora hingga saat ini.