Pada 1632, Sultan Agung memerintahkan untuk membangun sebuah makam baru yang berlokasi di sebelah selatan Girilaya, yakni Gunung Merak. Makam ini dinamakan dengan nama Pajimatan Imogiri. Nama Pajimatan Imogiri berasal dari dua kata, yakni Pajimatan dan Imogiri. Pajimatan berasal dari kata jimat dengan imbuhan pe- dan akhiran -an, yang berarti tempat untuk jimat atau azimat (Prawiroatmojo, 1981: 188), sedangkan Imogiri berasal dari kata ima atau hima yang berarti berawan dan giri yang berarti gunung. Dari Imogiri berarti gunung berawan atau gunung yang tinggi (Zoetmulder, 2011). Dengan demikian, Pajimatan Imogiri dapat diartikan sebagai gunung berawan atau gunung tinggi tempat pusaka atau jimat kerajaan disemayamkan. Sultan Agung sebagai tokoh yang pertama kali dimakamkan pada 1646 menjadi leluhur dan pusaka bagi dinasti Kerajaan Mataram. Setelah Sultan Agung, para pangeran, bangsawan, dan keluarga kerajaan yang lain, juga dimakamkan di tempat ini.

Kompleks Pajimatan Imogiri dibagi menjadi beberapa kompleks, sebagai berikut: 1) kompleks makam Sultan Agungan, 2) kompleks makam Pakubuwanan, 3) kompleks makam Kasunanan Surakarta di sisi Barat (meliputi Bagusan, Kapingsangan, dan Girimulya), 4) kompleks makam Kasultanan Yogyakarta di sisi Timur (meliputi Kasuwargan, Besiyaran, dan Saptarengga) (KRT. Mandyakusuma dalam Hadiyanta, 2017: 151).